Oke deh pada kesempatan kali ini akan ku coba untuk mengisahkan salah satu protokol di jaringan yaitu DHCP, karena kemaring iseeng-iseeng ngisengengin DHCP di jaringan intranet.
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah pengembangan dari BOOTP (Bootstrap Protocol) yang secara otomatis memberikan nomor IP dan parameter lainnya kepada komputer yang memintanya.
Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP-Server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP, disebut sebagai DHCP-Client.
[DHCP server] IP=10.10.10.(2-254) <----- [client1]IP=?request
|
|< ---- [client2]IP=?request
Pada saat kedua DHCP-Client dihidupkan, maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP.
Dengan demikian Administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi ke DHCP Server.
DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database (10.10.10.(2-254))
DHCP server setelah memberikan nomor IP, maka Server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar address-pool. Nomor IP dapat diberikan bersama dengan netmask, default gateway dan banyak opsi lainnya.
Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka Client tidak dapat menginilisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat bersambung pada jaringan tersebut.
Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai dan jika Client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan Server dapat memberikan nomor Ip tersebut kepada Client berikut yang membutuhkannya.
Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, hari atau selamanya. Jangka waktu ini disebut sebagai lease period.
Ups udah adzan neh... Sholat dulu ah, ntar dilanjutin lagi DHCP-nya. Cee U guys.
0 comments:
Post a Comment