Pentingnya Audit Keamanan Teknologi Informasi

"Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berlangsung sedemikian cepat. Secara langsung dan tidak langsung sangat mempengaruhi percepatan pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita semua harus mengantisipasi dan memanfaatkan pesatnya kemajuan TIK demi kemajuan Indonesia," ungkap Kepala BPPT Marzan A Iskandar saat Workshop Audit Keamanan Teknologi Informasi untuk Kemandirian dan Daya Saing Bangsa & Raker Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI) Tahun 2012 di auditorium BPPT (30/5).

Audit TIK, lanjutnya, sangat diperlukan agar terhindar dari kerugian akibat kehilangan data, kesalahan dalam pengambilan keputusan, resiko kebocoran data, penyalahgunaan komputer, kerugian akibat kesalahan proses perhitungan dan pemborosan dalam investasi. "Peran masyarakat, terutama peran para auditor teknologi informasi yang tergabung di dalam IATI sangatlah penting, untuk mengendalikan dan mengaudit perkembangan teknologi informasi agar dapat menciptakan value yang optimal dan menjamin keamanan informasi bagi pengguna teknologi informasi di tanah air" jelasnya.



Selanjutnya, Marzan yang juga merupakan Ketua Umum IATI menyampaikan bahwa audit keamanan TIK yang selama ini sudah dilakukan dalam audit e-KTP, e-Pemilu, dan Cyber Security dalam transaksi elektronik. Selain itu juga audit Sistem Informasi Pertahanan Negara (Sisfohaneg) yang meliputi IT Security Architecture, Cyber Defence dalam konteks C4ISR, mengatasi serangan keamanan  dengan spektrum luas, mulai cyber crime, cyber terrorism, dan cyber warfare urainya.

Senada dengan Kepala BPPT, Kallamulah Ramli, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kementerian Komunikasi dan Informatika turut menyampaikan bahwa pembangunan TIK dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan secara tidak langsung dapat menciptakan kemandirian dan daya saing bangsa Indonesia.

Kallamulah menerangkan berdasarkan data secara umum di seluruh dunia per Desember 2011 mencapai 2 miliar lebih dimana pengguna internet di Indonesia sekitar 55 juta per Desember 2011 dengan penetrasi sebesar 22,4% dari jumlah populasi penunduk. "Hal demikian menandakan kemajuan TIK khususnya pemanfaatan internet semakin menunjukkan pertumbuhan signifikan" katanya.

Saat ini, sambungnya Indonesia terdapat 5 miliar perangkat yang mendukung jaringan internet. Pada masa-masa mendatang diprediksi akan mencapai 50 miliar perangkat. "Dengan jumlah yang semakin membesar, kebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan utama bagi setiap pengguna yang mencakup keamanan, keselamatan dan kepastian hukum" ungkapnya.

Sebagai upaya mempertahankan keamanan di dunia cyber, menurutnya terdapat tiga pendekatan yaitu pendekatan hukum, pendekatan security teknologi dan pendekatan sosial budaya. "Ketiga pendekatan tersebut akan memberikan solusi yang komprehensif yang mencakup faktor people, process dan technology" tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Infrastruktur dan Wilayah Kemenkoperekonomian, Lucky Eko Wuryanto mengungkapkan bahwa TIK merupakan teknologi yang mewakili dari suatu kemajuan teknologi yang pesat. Dengan TIK, kita dapat menshare dengan jutaan orang sehingga segala sesuatunya menjadi transparan. "Dengan demikian, sisi lain yang  harus diperhatikan adalah keamanan informasi. Karena di sisi itulah kita dapat memperoleh suatu manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari segi ekonomi" ucapnya.

Ia juga turut memberikan dorongan dan dukungan positif terkait dengan perkembangan audit keamanan informasi. "Dewasa ini, jika kita ingin masuk dalam lingkup yang berdaya saing tinggi dan menjadi pemain ekonomi global, maka kita tidak bisa hidup dalam dunia yang tidak berhubungan antara satu negara dengan negara lainnya. Intinya, diperlukan Teknologi Informasi dan Komunikasi" tegasnya.

Workshop tersebut menurut Kepala BPPT diadakan dengan tujuan untuk memaparkan masalah-masalah di tingkat nasional terkait dengan perlunya audit keamanan teknologi informasi serta mendiskusikan solusi-solusi yang ada. Selain itu juga untuk memberikan kesadaran (awareness) akan pentingnya audit keamanan teknologi informasi, terutama bagi anggota IATI (Ikatan Auditor Teknologi Indonesia. "Diharapkan di akhir workshop nanti dapat memberi rekomendasi kepada pihak-pihak terkait baik pemerintah maupun swasta agar menerapkan audit keamanan teknologi informasi secara periodik untuk menciptakan tatakelola teknologi informasi (IT Governance) yang baik dan berkesinambungan" tutupnya.

Sumber : KYRAS/humas - BPPT 31/05/2012 [Audit Keamanan Teknologi Informasi Untuk Kemandirian Dan Daya Saing Bangsa]

Artikel Terkait :

0 comments: